Sejarah Universitas Katolik Parahyangan

No Comments

Sejarah Universitas Katolik Parahyangan

Universitas Katolik Parahyangan atau di kenal dengan singkatan Unpar) adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang terletak di Kota Bandung, Indonesia berbasis Katolik. Kampus utamanya terletak di Jalan Ciumbuleuit, dan kampus lainnya terletak di Jalan Merdeka, Jalan Aceh, dan Jalan Nias. Sebelum memiliki gedung sendiri di Jalan Merdeka, kegiatan akademis juga sempat menggunakan gedung “Panti Budaya” (sekarang menjadi Gedung Bank Indonesia yang baru). Unpar memiliki semboyan Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti yang berarti “Berdasarkan Ke Tuhanan Menuntut Ilmu untuk Di baktikan kepada Masyarakat”.

Baca juga : Sejarah Universitas Kristen Maranatha

Universitas Katolik Parahyangan di dirikan pada tahun 1955 oleh pimpinan Gereja Katolik di Jawa Barat, yakni Uskup Bandung Pierre Marin Arntz, O.S.C. dan Uskup Bogor Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise, O.F.M.. Hal ini sebagai jawaban atas kurangnya ahli berpendidikan tinggi untuk membangun Indonesia pasca Perang Kemerdekaan.

Sejarah

Universitas Katolik Parahyangan di dirikan pada tanggal 17 Januari 1955, dengan nama Akademi Perniagaan, sebagai buah kerjasama antara Uskup Bandung, Pierre Marin Arntz, O.S.C. dengan Uskup Bogor Prof. Dr. Paternus Nicholas Joannes Cornelius Geise, O.F.M.. Status akademi di tingkatkan menjadi Perguruan Tinggi Sosio-Ekonomi Parahyangan, yang kelak menjadi Fakultas Ekonomi. Pada 15 September 1958, Fakultas Hukum mulai di buka dan sekaligus mengubah nama institusi menjadi Perguruan Tinggi Katolik Parahyangan. Yayayasan badan penyelenggara Perguruan Tinggi Katolik Parahyangan di dirikan pada 31 Oktober.

Fakultas Teknik menjadi fakultas ketiga yang di dirikan, setelah dibuka pada tahun 1960 dengan jurusan teknik sipil dan teknik arsitektur. Setahun kemudian, Fakultas Sosial Politik dibuka. Sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 tahun 1961 tentang Perguruan Tinggi, nama institusi kembali mengalami perubahan dan menjadi Universitas Katolik Parahyangan. Statusnya kemudian menjadi disamakan dengan perguruan tinggi negeri, berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan Nomor 50 tahun 1962. Lembaga Penyelidikan Ilmiah Unpar di dirikan pada tahun 1963 untuk mendukung peningkatan sarana dan prasarana ilmiah.

Akademik

Penerimaan Mahasiswa
Penerimaan mahasiswa baru Universitas Katolik Parahyangan di lakukan dengan mekanisme seleksi yang di lakukan beberapa kali sepanjang tahun. Tingkat kesulitan penerimaan Unpar cukup tinggi di mana untuk tahun 2018 dari 13.716 pendaftar calon mahasiswa, Unpar hanya menerima 2.492 mahasiswa (18.16% penerimaan).

Jalur Penelusuran Minat dan Kemampuan (PMDK)
Jalur PMDK adalah Jalur yang di sediakan untuk Calon mahasiswa Jenjang studi Diploma dan Sarjana yang memiliki Kemampuan baik akademik maupun bakat diatas rata rata yang memilih Unpar sebagai pilihan universitas satu satunya. Calon Mahasiswa yang mengikuti Jalur PMDK tidak perlu menempuh Ujian Saringan Masuk (USM).

Jalur Ujian Saringan Masuk (USM)
Ujian Saringan Masuk adalah ujian yang di adakan di beberapa Lokasi yang telah di tentukan seperti di Kampus Ciumbuleuit dan SMA Mitra. USM di lakukan 3 Kali selama 1 tahun di mana biasanya di lakukan di bulan November, April dan Juni. Jenis dan jumlah mata pelajaran yang di ujikan pada calon mahasiswa di USM berbeda beda tergantung dari Pilihan program studi masing masing Calon Mahasiswa. Calon mahasiswa yang memilih Program Studi Arsitektur wajib mengikuti tes Menggambar, bagi yang memilih Program Studi Teknik Elektro Mekatronika wajib mengikuti tes Fisika Elektro dan yang memilih Program Studi Filsafat wajib mengikuti tes wawancara.

Jalur Penerimaan Khusus Nilai UTBK
Mulai tahun penerimaan Mahasiswa baru tahun 2019, Unpar membuka jalur penerimaan baru yaitu Jalur nilai Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK).

Proses Pembelajaran
Unpar adalah Perguruan tinggi Swasta yang sudah diakui oleh pemerintah dari Tahun 1962 (Status di samakan dengan Perguruan Tinggi Negeri). Unpar Menawarkan 1 program studi jenjang diploma, 1 program profesi, 16 program sarjana, 10 program magister dan 4 program doktor. Program sarjana di tempuh dalam 4 tahun dengan lulus satuan kredit minimal 144, menyelesaikan Skripsi dan mendapat nilai Tes TOEFL 500 untuk mendapat gelar sarjana, sementara untuk Program pascasarjana bervariasi sesuai dengan program studi yang di tempuh.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *